Membentuk Dwarf Arabicum

December 10, 2007 at 9:02 am | Posted in Tips & Trick | 2 Comments

Tetra Suryohadi omtet2000@yahoo.comMas , Mbak, Om Tante,Walah ini ketiban sampur dari pak Hartono ( ilmu lempar batu sembunyi tangan..hahahahah ) padahal beliaulah kalau boleh di bilang Master bin Suhu Arabicum di Jatim. Lha wong koleksinya sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, Mantab-mantab dan jawara-jawara.

Membentuk Dwarf ( kita bicara untuk arabicum ) ada beberapa tips, ini saya dapatkan dari beebrapa nara sumber baik p Hartono sendiri, Mr. Charant  ataupun Mr. Choo.

1. Biasanya yang baik di bentuk Dwarf adalah arabicum dari jenis PNW alias Petch Na Wang  ( kalo gak salah artinya Mutiara/berlian/ yang di pajang di depan istana-koreksi kalo salah )  karena jenis ini sangat mudah untuk mengeluarkan cabang dan pertumbuhannya cepat.

2. Pilih bibitan yang bagus ( banyak cabang dan balance, sehat , bentuk akar yang bagus ).

    Membuat Dwarf sebaiknya dimulai dari sejak masih bibitan .

3. Bersihkan akar dari media tanam lama . Angin anginkan . Kalau perlu gantung beberapa hari agar akar mudah di tata. Potong akar yang tidak perlu, bongkar akar yang biasanya saling silang, dan membelit.

4. Siapkan media tanam dengan komposisi sesuai dengan iklim daerah masing-masing .

5. Siapkan POT bentuk melebar tp yg tidak terlalu dalam.

6. Masukkan potongan sterofoam/choco chunk/pecahan genting , kemudian media tanam sampai 2/3 tinggi pot.

Taburkan pupuk slow released seimbang merata kepermukaan. Letakan bibitan diatas media dengan mengatur tata letak tanaman dan akar. Dalam penanaman/repotting ini usahakan akar di buka atau dibentangkan melebar , kecuali akar pokok yang memang biasanya masuk kedalam.

7. Urug kembali dengan media tanam sampai batasan bibir pot.

8. Rutin melakukan prunning daun untuk mencegah cabang / batang memanjang, sisakan 1-2 daun paling atas dan secara rutin pupuk dengan kandungan P & K tinggi.

Dengan kesabaran,ketelatenan maka akan di dapatkan suatu Arabicum yang diidamkan yaitu DWARF.

Point no 6 adalah yang terpenting, dengan di buka/bentang akar maka tanaman akan menyerap tanaman dengan seimbang , akar akan terbuka , caudex/bonggol melebar dan kecepatan pertumbuhan biasanya 2 kali lebih cepat daripada yang tidak di bentang.

Perbandingan antara yang dibentang dengan yang tidak setelah 3 bulan biasanya 1 1/2 atau 2 kalinya.

Apabila ada yang kurang mohon dikoreksi dan selamat mencoba.

Happy Repotting !!!!

Om T

Fendi Salim <fsliem@yahoo.com>
Oom Tet emang Hebring oey soal Arabicum…

Kalo saya mah cukup pake baskom ukuran 40cm ato 50cm yg dibolongi pantatnya, mumer…

Trus ada sedikit tambahan… saya sirami cuma bagian pinggiran pot aja, komposisi isi dalam pot sbb:

1.  Dasar pot pake streoform yg dipotong kubus (jangan di potes pake tangan), tujuan pemakaian streoform sudah umum diketahui, agar lubang didasar pot tidak tertutup media sehingga air yang kelebihan bisa langsung turun dan tidak menggenang dalam pot.

2.  Isi dengan sekam bakar 1/4 bagian, ini karena saya memakai pupuk kandang sapi yng kalo disiram akan turun kebawah. Jadi kalo dasar pot hanya sekam bakar, lama kelamaan akan tercampur dengan PK juga.

3.  Tambahkan 1/4  bagian campuran sekam bakar dan PK (3:2). Lalu taburi pupuk slow release kalo ada (saya jarang pake… :D)

4.  Tanam pohon seperti yg dijelaskan Oom Tet, yaitu dengan akar akar yg telah di rapikan dan dibentangkan.

5.  Tutup dengan campuran sekam bakar dan PK (3:2).

6.  Tambahkan pupuk slow release lagi secukupnya, lalu lapisan teratas adalah PK Sapi murni, (saya tidak pernah coba PK Kambing)

7.  Tutupi media dengan pasir Malang kalo mau, ini dimaksudkan agar media tidak berantakan dan keluar saat penyiraman ato kena hujan.

nb: PKSapi yang saya pake adalah PKSapi matang hasil bokasi. Kalo pake PKSapi yang masih dalam bentuk eek… tar dulu deh…

Pemberian pupuk tambahan seperti NPK dsb bisa dilakukan seminggu sekali.

Begitulah cara perlakuan yang saya terapkan pada Arabicumku, cuma saya terus terang malas dalam melakukan pruning daun. Right-click here to download pictures. To help protect your privacy, Outlook prevented automatic download of this picture from the Internet.

Bagi yg pengen liat langsung wellcome main ke pertapaan di Sunter…

Salam,

fendi, Sunter

Bambang Djatmiko <djatmiko@e-kgs.com>
Om Tet, Oom Fendy dan Oom suhu lainnya.
Saya tertarik pada point No. 22. Pilih bibitan yang bagus ( banyak cabang dan balance, sehat , bentuk akar yang bagus ).
Membuat Dwarf sebaiknya dimulai dari sejak masih bibitan .
 Pertanyaan saya :Bibitan yang bagus itu umur berapa? Kebetulan saya ada beli 5 pot bibitan murah meriah. Berhubung saya kurang tau cara memilih bibitan, maka bibitan yg saya pilih yah,, yang menurut saya baik lahh..Untuk menyemai sendiripun saya juga sangat jauh ilmunya dibanding petani2 di bilangan ciledug.Apakah bibitan terlampir cukup bagus untuk dibuat dwarf? Atas pencerahannya saya ucapkan terima kasih 

Bambang Djatmiko
tetra suryohadi omtet2000@yahoo.com

Mas Mbang. Bakalan yang bagus, lemu ginuk ginuk ( wak Cho = Muscle ). Tinggal angkat dan akar dibentang saja biar caudex cepat mblebex..

Salam
Om T

Gantung Bonggol

December 3, 2007 at 6:23 pm | Posted in Diskusi | 6 Comments

Gantung Bonggol

 

fauzi salman fauzi76@gmail.com

 Dear rekans, 

Kmrn nengok obesum saya yg daunnya pd rontok, akhirnya penasaransaya cabut dr media, ternyata bonggol mulai terserang busuk.Sekarang nasibnya sdg digantung (as attached pictures). Saya mau tanya ke rekans semua,

apa yg selanjutnya hrs dilakukan stlh bonggol saya gantung?
Apakah ada treatment khusus utk memulihkan kondisi bonggol?
Dan kira2 sampai brp lama baru bisa ditanam kembali? 

jabat erat,
fauzi

 Sony Wicaksono caksony.w@gmail.com 

Mas oji si “Juragan Arab”
Kalau sy ada busuk akar or bonggol biasanya yg saya lakukan :
1.       amputasi dulu yg busuk, sampek noda2 coklat (akibat busuk) ilang
2.       periksa kembali sekeliling bonggol atau akar mungkin ada yg terserang lagi
3.       cuci bersih bonggolnya dan angin2 kan sampai kering
4.       beri fungisida or bawang putih di sekeliling bonggol yg teramputasi
5.       gantung selama +/- 3 minggu
6.       setelah kering dan kelihatan tidak menjalar lagi saya olesi perasang akar (saya menggunakan Merk Stone) dan saya biarkan lagi 1 hari baru ditanam.
7.       Jangan lupa prunning daunnya untuk mengurangi penguapan
8.       SELAMAT MENCOBA “nek gagal yo nasibmu le” hehehehehe…….. 

Sony Wicaksono 

one krisnata [krisnata@gmail.com]

 Pak Fauzi, sy pernah menggantung bonggol sampai 2 bulan. waktu itu bukan busuk tapi ingin merubah susunan akar. trus sy tanam biasa saja. setelah 2 bln akar cukup lemas dan bisa di bentuk susunannya.setelah di gantung, Bonggol akan ciut dan itu wajar. Padawaktu penanaman pertama berikan air yg cukup.Sekarang pohon dah normal. Perlakuan utk obessum, arabicum, dll sama. 

Kris 

 Bambang Djatmiko djatmiko@e-kgs.com 

Mas Fauzi,Untuk treatment selama di tiang gantungan, mungkin para pakar disini lebih ahli…Foto adalah hasil gantungan bonggol obesum selama 1,5 bulan.
Tanpa treatment apa-apa selain spray dengan air seingetnya aja.Setelah kerut2 di bonggol terbentuk, baru saya pikirkan mau dibentuk apa.Setelah potong disana-sini, gantung lagi 2 minggu.Total tergantung kira-kira jadi 2 bulan.   

Salam. 
Bambang Djatmiko

“Bisa minta tolong cara membentuk kepala?” 

Hendry Terok <hendryt@nhm.co.id>

Bro Kris/rekans yang laen,Sehubungan dengan penciutan bonggol pada waktu kita gantung dengan tujuan menghentian pembusukan akar ato training pembentukan akar, apakah bonggol tersebut bisa kembali seperti biasa kalo tanam tidak tertutup media, soalnya saya sebelumnya punya masalah sama dengan
Bro Fauzy, sudah saya tanam lagi setelah digantung sekitar 3 minggu. Pertumbuhan sudah mulai jalan ditandai dengan tumbuhnya daun muda dan keluarnya akar2 halus, Cuma bonggolnya masih mengkerut dan lembek.
 

Untuk kasus lainnya bonggol yang busuk saya gantung sampai kering lukanya, setelah gantung 3 minggu dan mengkerut, saya tanam lagi dengan tertutup media bonggol bisa kembali normal seperti sebelum digantung. 

Mohon pendapat dari yang ahli… 

Cheers
Hendry 

one krisnata krisnata@gmail.com 

Mas hendry, Selama ini yg saya alami bonggol kembali gendut dlm waktu 2- 4 minggu setelah di gantung.
Kalo saya punya kebiasaan menanam Adenium dengan kondisi :  

1. pot banyak lubang ( ditambah dari pot normal )
2. media sangat poros ( di lebihin pasir malang )
3. menyiram setiap hari ( kalau sy sore )
4. pupuk Non Kimia ( pupuk Kandang )
5. Aerasi ( lubang samping pot)
6. Obat hama rutin setiap bulan 

seperti apakah kondisi poros ?  simple, bila anda siram pagi hari dan waktu sore media (dalamnya ) udah kering berarti media dan pot cocok utk adenium. (teory sy lho)  

Hendry Terok <hendryt@nhm.co.id>

Thanks a lot atas penjelasannya Bro Kris

Cheers
Hendry   

Mitos 2: Penyebab Mutasi

December 3, 2007 at 6:15 pm | Posted in Mitos2 dalam Berkebun | 1 Comment

Mitos 2: Penyebab Mutasi

Sulastama Raharja sr4harj4@yahoo.com
Rekans,
Ada beberapa hal yang menurut saya masih mitos dalam mutasi bunga. Ada yang menyebut bunga bermutasi karena pengaruh bonggol bawah, ada yang bermutasi karena penyiraman zat2 tertentu semacam kunyit, ada yang bermutasi karena radiasi dan ada yang bermutasi karena virus.
Mohon pencerahannya mana yang sekedar mitos, dan mana yang benar-benar menyebabkan mutasi?
Terima kasih,
Salam,
tomo
Anas fuad_anas@yahoo.com

dulu pernah ngobrol dengan penyilang adenium di solo pak ..pak waluyo namanya.
pertanyaan saya sama dengan pak tomo , tentang pengaruh bonggol bawah dan entress ..
kata beliau tetap pengaruh paling besar di bawa oleh bonggol bawah ..
karena dari bonggol bawahlah yang meresap dan mengolah makanan di adenium..
sedangkan entress cuma sebagai jembatan penghubung makanan untuk di olah daun …
(ilmihanya mungkin ada yang bisa menjelaskan)

kalau menurut saya penyiraman zat2 tertentu lebih cenderung bersifat sementara aja pak …
gak tau kalau penyiraman di lakukan continue sampai jadi indukan ?? apakah hasil bibitannya akan seperti indukannya .

untuk mutasi virus / radiasi ..(please deh para pakar turun gunung dunk, pada bertapa semua kayaknya :p)

salam
anas

Erlangga Djumena erlangga@kompas.com

Sori tidak menjawab mas Tom.. justru memperkeruh hihihi
Apakah ini termasuk mitos juga?
Saya punya thai spider, waktu beli daunnya varigata, suatu ketika karena terkena spidermites, daunnya saya prunning abis.. trus dipanaskan diatas atap garasi, singkat kata daun kembali melebat,tp tidak ada varigatanya alias thai spider biasa (pic var), nah brbrp waktu lalu poon ditiriskan (diteduhkan maksudnya hehehe), eh daunnya mulai ada yg bervarigata lagi (pic var1)…
mitosnya: krn diteduhkan maka varigatanya kembali timbul?? (saya pernah baca justru varigata katanya akan makin timbul justru kalo poon dipanaskan?)
atau karakter varigata tiap poon emang beda2 ya?

nambah mitos lg ah…
petal dalam doxon mekar sempurna, saat ciledug diterpa panas. i mean really2 hot dalam 2 minggu terakhir..??? 😀 ataukah krn ini masa berbunga yg kedua kali??
mitosnya : poon graft, saat berbunga pertama katanya tdk memperlihatkan karakter aslinya, baru next bluming poon keluarkan sifat aslinya, misalnya doxon mekar pertama petal dalamnya ngga sempurna/petalnya ngga double,next bluming petal dlmnya sempurna/double petal)
mohon pencerahannya… 😀
sori poto2nya katrok kalo dibandingin dg Mas Kajo mah…. 😛

angga
keepnggowesmang
nyoba HP doxiexdoxiexfadia.. jadi ngga ya? 😛

Hendry Terok hendryt@nhm.co.id

Bro Angga,
Thai spider-nya kok membentuk crest seperti kristata?
Cheers
hendry

Erlangga Djumena erlangga@kompas.com

yups betul Mas Hendry itu kristata.. 😀
kristatanya ada di dua cabang.. cuman kristatanya cuma segede gitu dua2nya.. pengen lebih gepeng lagi…hihihii

keepnggowesmang
angga

Hendry Terok hendryt@nhm.co.id

Bro, Kalo jepitan jemuran kurang kuat, mungkin bisa coba tang…he..he
Cheers
Hendry

fauzi salman fauzi76@gmail.com

Om Angga,
Doxon saya lgsg double petal kok waktu pertama blooming. Jadi rada
ruet nih analisanya, hehe…
Apakah mungkin pengaruh pemupukan juga ya?
Tolong dong sesepuh bunga pada kasih pencarahan, kita masih pada
katrok bin ndeso nih :)) wekekekek…

jabat erat,
fauzi – blm bisa nyilang apa2

Sony Wicaksono caksony.w@gmail.com

Dear All..
Sama ang, graft ku Thai Spider pesenan mas andre “pamulang” juga gitu, setelah di graft kok enggak varigata? Padahal bekas pruning batang untuk graft keluar daun langsung varigata, malah punya mas andre abang royo2 enggak ada totol putih blas..!!!
Pengaruh apakah ini..???
Dulu saya kira karena Bio Sugih, dan hasil graft milik mas andre (yg belum sempat kekirim ) sy semprot biosugih malah kok yo sueger2

Sony Wicaksono
“tambah ngelu yo ben…”

Bambang Djatmiko djatmiko@e-kgs.com

Kalo dari pengamatan mataku yang memang kurang awas (bukan kurang waras lho)
First bloom setelah grafting paling banyak berpengaruh ke ukuran bunganya.
Jadi cilik-cilik bunganya (susah pula diHP).
Mekar kedua kalinya baru lebih besar ukuran bunganya..
salam

Bambang Djatmiko

Tharie Wie althari_td@yahoo.com

Benarkah bunga dapat bermutasi karena Pengaruh bonggol bawah, Penyiraman zat2 tertentu (semacam kunyit), Radiasi, dan Virus hanya merupakan suatu MITOS adanya ?

WIKIPEDIA (http://en.wikipedia.org/wiki/mutation) :
In biology mutations are changes to the base pair sequence of genetic material (either DNA or RNA). Mutations can be caused by copying errors in the genetic material during cell division and by exposure to ultra violet or ionizing radiation, chemical mutagen, or viruses, or can occur deliberately under cellular control during processes such as meiosis or hypermutation.

Bila MITOS memenuhi kriteria definisi tersebut di atas, tentunya bukan mitos lagi.
MUTASI = PERUBAHAN STRUKTUR GEN. Tanpa ada perubahan struktur gen, bukan mutasi. Radiasi, virus, zat kimia tertentu, dikenal sebagai agen mutasi (=mutagen). Bonggol bawah dan Kunyit ? BUKAN penyebab mutasi (catatan : sebatas pengetahuan saya sampai saat ini, tentunya). Bonggol bawah hanya sebatas penopang tegaknya entres dan penghubung aliran nutrisi yang berasal dari dalam tanah ke entres. Tanaman bersifat “totipoten”, tiap sel punya informasi genetik lengkap.
Apakah transfusi darah “bangsawan” otomotis mengubah kita jadi bangsawan ? Apakah kalau makan roti + keju tiap hari, kelak dikemudian hari membuat kita + keturunan kita lantas bermata biru ?. Apakah mangga “gedhong gincu” yang digraft pada mangga kampung berubah kualitasnya ?.

Mutan umumnya bersifat ‘resesif’, karena itu pengenaan mutagen hasilnya tidak serta merta terlihat pada tanaman yang dikenai perlakuan, pada saat itu juga. Mutasi baru terlihat pada anak turunnya.
Berikut beberapa seedling yang dikenai sinar gamma yang ada di Mino (makasih pak Kunto). Apakah terlihat ada mutasi terjadi ? Baru diketahui beberapa generasi setelahnya, terpaksa harus sabar nunggu.

Tharie Wie
http://www.omahijo.com

Percabangan Arabicum

December 3, 2007 at 6:14 pm | Posted in Diskusi | 1 Comment

Percabangan Arabicum

Supawira Prasetya supawira@yahoo.com
Dear Rekans,

Mungkin ada diantara rekans yang punya pengalaman bisa share kesaya seputar pembangkasan percabangan arabicum? saya punya arabicum yang usianya masih belum genap 2 tahun, karena percabangan atasnya terlalu panjang rencana saya mau pangkas dengan harapan setelah pemangkasan percabangan menjadi lebih banyak, pertanyaannya :

1.apakah bekas batang yg dipangkas bisa muncul lebih dari 1 tunas? bgm untuk menumbuhkan lebih dari 1 tunas? apakah ada treatment khusus agar bekas pangkasan dapat tumbuh 2 – 3 tunas yang tumbuh seimbang?
2.apakah luka bekas pangkasan bisa hilang seiring waktu?
3.kapan idealnya pemangkasan dilakukan? apakah faktor usia tumbuhan mempengaruhi perkembangan hasil setelah pemangkasan?

Terimaksih atas assistancy serta perhatian sebelum dan sesudahnya
Salam
Wira

Dodi Andreas dody.andreas@yutaka.co.id

potong aja daun dari yg muda banget sampai daun remajanya, jangan dipotong pucuk. ntar juga cabangnya pada keluar banyak. kalau cabangnya dah pada keluar, haranya ditambah sedikit agar tunas mudanya ngga mati.

salam
&

fauzi salman fauzi76@gmail.com

Mas Dodi,

Mohon penjelasannya dg yg dimaksud daun yg termuda & remaja, sementara
jangan sampai potong pucuk. Bukankah daun yg termuda & remaja itu biasanya
adanya di posisi pucuk? Apakah daun2 itu yg diprunning?
Sehingga tinggal daun2 tua yg agak di bawah pucuk posisinya?
Mohon pencerahannya mas Dodi.

jabat erat,
fauzi – katrok adenium

Dodi Andreas dody.andreas@yutaka.co.id

Case untuk arabicum saja ya.
potong pucuk yang saya maksud adalah potong batang didaerah pucuk. sebaiknya ngga dilakukan, bekasnya kalau ngga rapih jadinya ngga indah.
potong daun saja, jadi daun-daun muda dipotong ( pake cutter atau kuku ) sedikit diatas tangkai daunnya. kenapa? kalau daunnya dipotes habis, kuatir kena mata tunas yang diinginkan tumbuh.
daun-daun tua dibiarkan saja, biar masih bisa masak-masak makanan.
dari mata tunas daun-daun muda yang sudah dibuang biasanya pada tumbuh. dengan catatan , tanamannya sehat.

salam
&

Bambang Djatmiko djatmiko@e-kgs.com

Mas Wira bukankah permasalahan utamanya terletak pada batangnya yg terlalu nglancir?
Kalo cuma di pruning daun pucuk + daun remaja berarti tetap ngelancir dong..

Soalnya kalo pruning daun atasnya saja, batangnya jadi lucu. Internod atas rapat-rapat banget, sementara internod dibawahnya lebar-lebar. Jadi gak seimbang pool…
Menurut saya, kalo sekiranya bagus untuk pruning batang kenapa tidak? Daripada nanti malah muncul species adenium merambat..hehehe

Untuk pertanyaan 1-3, saya masih bodoh, belum bisa njawab mas..
Salam.

Bambang Djatmiko

Erlangga Djumena erlangga@kompas.com

iya nih mau nyoba prunning batang arab… soalnya dahannya lucu euy.. pada memanjang kaya gantar (galah)…. :)) padahal daunya uda diprunning terus…

btw adenium merambat seperti apakah Mas Bam???

keepsnggowesmang
angga

Hartono cecung2004@yahoo.com

Dear Arabicum lovers

Saya mencoba sumbang saran atas problem yang dialami Maz Wira, dan mungkin banyak arabicum lovers yang lain.
Perlu diketahui bahwa karakter setiap jenis arabicum selalu berbeda, dan sebagian besar arabicum sifat aslinya tidak mudah bercabang, kecuali jenis RCN dan keturunan-keturunannya.
Cabang yang memanjang juga merupakan sifat asli dari arabicum, tetapi hal ini bisa diakali dengan teknik tanam DWARF ARABICUM yang dikembangkan oleh Master Arabicum dari Thailand, yaitu Mr. Charant.
Beberapa teman termasuk BOS ( Maz Tetra ) sudah mendapatkan bocoran teknik membuat arabicum dwarf ini, silahkan teriak bersama-sama untuk meminta BOS Tetra share dengan seluruh arabicum lovers.
Jawaban ini berdasar pengalaman pribadi saya, nggak percaya juga nggak pa – pa koq, he he he

1. Umumnya setelah pemotongan akan terbentuk lebih dari 1 anak cabang baru, amati letak titik tumbuhnya, kalau dirasa sesuai, biarkan tunas berkembang membesar, tetapi jika muncul tunas terlalu banyak atau tempat tidak sesuai, segera potong tunas yang tidak diinginkan.
2. Bekas luka tergantung ukurannya, apabila terlalu besar sulit untuk menyamarkannya, tetapi apabila tidak terlambat melakukan pemotongan, bekas luka akan tersamar dengan sempurna.
3. Pemangkasan diperlukan sesegera mungkin setelah tunas cabang & ranting yang tidak diinginkan muncul! Dan dilakukan terus menerus dari usia bulanan sampai yang sudah kelas kontes.

Demikian pengalaman saya, moga2 berguna untuk semuanya.
Hartono
TR, Kediri

How to pollinate adenium flowers?

December 2, 2007 at 5:19 am | Posted in Tips & Trick | 1 Comment

How to pollinate adenium flowers?

Nr. Sundaram nrsgroups@gmail.com

How to pollinate adenium flowers?

This is the question most of my friends asking me always. I used to say “it is very simple if you know the mechanism of cross pollination”. Even then they are not satisfied and they want a demonstration and I find that this is also not able to understand by them.

So I decided that instead of explanation and demonstration, explain them with photos is much easier.

But Mr. David Clulow’s image on hybridization is already published in Adenium Yahoo groups and it is also the best one. Instead of taking fresh photos I got the permission from him to republish in my webshots link with a little rearrangement plus explaining the mechanism of cross pollination.

I did this because most of my friends are not members of Adenium yahoo group.

Thanks to Mr. David Clulow for the permission.

Also I want to thank Mr. Gordon Rowley for the source materials for the mechanism from his book Pachypodium & Adenium.

Now you can enjoy the pollination mechanism by clicking: http://community.webshots.com/user/nrsundaram

I am satisfied with this latest album and if there is any error the responsibility is mine. Even if errors are there kindly convey it to me and I will rectify that.  

Thank you.


NR.Sundaram,
Benadeniums, Nachalur-639110, Tamilnadu, India.
sundram@gmail.com
http://community.webshots.com/user/nrsundaram __._,_.___

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.