Adenium Problems

November 26, 2008 at 11:36 pm | Posted in Artikel, Tips & Trick | Leave a comment

Adenium Problems

Adeniums themselves are cooperative in sending out distress signals. Unlike many of us who tend them, adeniums neither exaggerate nor find cause to disguise their symptoms.

When an adenium is in trouble, it indicates clearly that something is wrong; growth may be slower than normal; buds and flowers may be lesser or fail to appear or to develop properly; leaves, branches and stems may be discolored or wilted. But an adenium can convey only these and a few other simplistic symptoms-and the symptoms can indicate some different pest and disease problems.

No one likes to lose an adenium because of diseases or pests and frequent inspections may nip potential trouble in the bud. To help protect your adeniums, an album “Adenium Problems” is uploaded in my webshots link and many more yet to be published.

You can click at this link http://community.webshots.com/user/nrsundaram and solve your adenium problems.

Thank you.

NR.Sundaram.
Benadeniums,  Nachalur-639110, Tamilnadu, India.
PH +914323246237  Fax +914323246238  Mobile +919443179208
nrsundaram@gmail.com
http://community.webshots.com/user/nrsundaram
http://community.webshots.com/user/nrsadeniums
http://community.webshots.com/user/plumerianrsundaram

GC Sekali Lagi

November 26, 2008 at 11:32 pm | Posted in Artikel | 13 Comments

GC Sekali Lagi

Membicarakan adenium memang sangat menarik dan tiada matinya.
Arabicum dan Thaisoco sedang menjadi hot topic dimana-mana, termasuk di Thailand sendiri.
Salah satu yang paling kontroversial adalah masalah Golden Crown.
Perlu sekali lagi saya utarakan apa yang saya ketahui dari beberapa sumber utamanya langsung.
Ada beberapa versi tentang GC dinegara asalnya.
 
1. NSD nursery meng-klaim mereka memiliki indukan TS yang sangt menyimpang dari TS yang ada sebelumnya dan menamakannya Golden Crown.
2. Ada nursery lain yang mengidentikkan GC = Kao Hin Zon, silahkan cek dan wawancara sendiri dengan pemiliknya di : http://www.adeniumthai.com/eng/product_eng.htm ( baca bagian bawah ) dan http://www.adeniumthai.com/eng/adenium_seedling_kao_hin_zon.html saya melihat barang2 semacam ini juga sudah beredar di Indonesia.
Sy pernah wawancara via email dg pemiliknya, mereka menyeleksi seedling dari biji KHZ, yg cabangnya cenderung vertikal dilabel Diamond Crown, sedangkan yg cenderung horizontal dilabel KHZ = Golgen Crown!! ( apa nggak tambah bingung? ).
3. Ada juga pedagang yang tidak tahu asal-usul dari biji pohon apa, tetapi mengumpulkan pohon2 yang dikira2 sesuai dg karakter GC dan berani menjual dg label GC, yg begini jelas2 tidak bisa dipercaya dan beritikad kurang baik.
Versi manakah yang mau dianut, silahkan menentukan pilihan masing2, bebazzz baaaazzzz.
 
Satu pertanyaan lagi apakah semua biji hasil semaian dari indukan GC 100% dijual dg label GC bersertifikat? Saya belum bisa menjawab karena belum menanyakannya. Tetapi perasaan saya mengatakan YA! Apa seedling dari NSD mempunyai ciri yg 100% identik? TIDAK!!
Bagi saya seedling yang 80 % mirip ciri induknya sudah sy anggap klas 1, kalau ada yang menuntut 100% sama induknya sebaiknya mengajak Prof. Novi main2 ke NSD, bawa Victorinox, kalau pemilik lengah potong dikit ranting indukannya, tunggu beberapa bulan, akan didapatkan keturunan yang identik hasil kuljarnya.
 
Dari seedling GC yg pernah saya dapet, ada 1 pohon yang menyimpang cukup parah dari induknya. meskipun arah cabang masih cenderung horizontal.
Saya sangat memahami bila ada yang tidak sependapat dengan saya tentang tetek bengek GC ini, saya pikir SAH – SAH saja pendapatnya, dan saya sangat menghargai perbedaan itu.
Sebenarnya sudah beberapa kali saya posting gambar2 induk GC milik NSD dan pny saya ygtersisa.
Terpaksa saya posting lagi, sekalian bila ada yang minat membeli dg harga tinggiiiiii .
Perhatikan perbedaannya dengan gambar2 GC dari Link Thailand diatas.
 
Salam damai sejahtera
 
Hartono
 

Born to be Bonsai

October 30, 2008 at 8:18 pm | Posted in Artikel | Leave a comment
Tags: ,

Born to be Bonsai
by choochart@siamadenium.com

Hi Adenium Bonsai Lovers;

Glad to see you guys again. “Born to be Bonsai” for this article is my personal quote for “Artificial Adenium-Bonsai Seedlings”, not related with real organized Bonsai.  From my experiences, I have found that not only all Adenium seedlings can perform as Dwarf or Compact Seedling form but only 10% can do.  On that time, I focused on only TRUE hybrid from mother plants themselves mostly on Arabicums or Thai Socotranums. 

What happened if we can pull up each good point from both of them? This idea was popped up to me. One thing I had to do is to cross them. I was thinking what form I would get from this crossing?
The funniest part is which variety from each hybrid I’m gonna use to make perfect seedlings because we have 11 varieties from Arabicums and 5 varieties from Thai Socotranum, more information on their varieties please click the “hybrid” at menu header.  This is the same imagination with Obesum’s crossing to make nice and beautiful flowers.  For Obesum we use color, flower form, leaves, and etc. to make new nice varieties. 

What is the perfect form from this crossing? The result I’ve got from this are nice spread root, shorten caudex neck, symmetric branches come up with middle main stem. The hardest part is nice root growing. I prefer adeniums to grow their roots themselves not be organized by human because this will be more beautiful and classic. This is following up with Bonsai concept. I have never called this is for real Bonsai as you have seen. This is just Artificial Bonsai grown from seedlings.  Unfortunately, only 30% can come up with this Bonsai class. The rest will show with much more Arabicum and Thai Socotranum (Please see the photo below).

Can we make it more than 30% with Bonsai seedling form? The answer is “YES” because this was just for F1 generation. You can get more on F2 and F3 generations. You can get more fun if you do “Back Cross” from F4 with her own original mother plants. I will discuss this later.

Actually I like adeniums grown with perfect or Bonsai form by nature themselves, not use any boost growth chemical to dope or inhibit chemical to make them dwarf or compact, form will be lose when they grow up in the future or lack of these chemicals. For example, you know well that Thai Socotranum grow slowly but you can boost her growth up with using Arabicum hybrid, faster growth, to mix in her blood or crossing her.  Growth from using “Hybrid Crossing Technique” is slower than using chemical but form will be nice and more stable (hardly to get longer branch and caudex) or  I can say “Dwarf or Compact by Nature”.

If you still like to get faster growth rate with compact form.  Here it is…

1. After seed sowing, watering them with fungicide chemical until the media soak once then watering with “Chitosan” every 3 day.

2. Baby seeds must be in the shade or 60% slant for 2-3 weeks or you can see the fourth leaves grown then you can take them to outside with full sunlight.  Sunlight is another factor to help seedlings to be compact form.

3. Use 21-21-21 fertilizer for the 1st month to make them get fresh and ready better absorb with food, you can reduce to use this in rainy season.

4. Then change the fertilizer to 8-5-40 or 3-13-34 focused on Potassium (K) and keep spraying with nutrients e.g. Calcium, Boron, Magnesium or use “Organic Nutrient Granular” (release slowly nutrient).  You have to make sure your media not dry or lack of water.

Ok, this is it for today, I will share more idea on my development. More information, please visit my website: www.siamadenium.com

Thanks a lot and have a nice day.

 

Best regards,

Choochart S

ts-ara-seedlings

<ts-b-rcn-top

<ts-rcn

<ts-w-pnw

Grand Prix Adenium dan ELO Rating – 2

October 28, 2008 at 11:08 pm | Posted in Artikel, Kontes dan Pameran | 5 Comments
Tags: ,

Grand Prix Adenium dan ELO Rating – 2

Kepandaian dalam konteks lomba sebenarnya adalah gambaran kekuatan seseorang untuk memenangi lomba. Artinya semakin pandai seseorang HARUSnya semakin besar peluangnya menang lomba.  Wis mesti wae kebanggaan bagi yang menyandangnya.
Si A dikenal sering juara I, demikian pula B dan C. Siapa lebih pandai ? Karena sering juara I, gampang disimpulkan ketiganya punya kepandaian seimbang. Bagaimna kalau dipertemukan langsung dalam satu ajang lomba, biar kelihatan jelas, siapa yang lebih bodho ?

Kasus I :

Hasil lomba A (juara I), B (juara (II), dan C (juara III). Gampang diterka si A > (‘lebih pinter dari’) B > C. Si C ndak puas, minta ketemu tanding ulang di lomba yang lain.

Hasil lomba lain, juara I = C, juara II = B, juara = A. Kesimpulan: C > B > A.

Giliran si B yang ndak puas, minta tanding ulang …….  (mungkin kesimpulan akhir malah menjurus pada A, B, dan C saling ‘rebutan bodho’). Betul, semakin banyak lomba yang mempertemukan ke tiganya, akan diperoleh kesimpulan ‘lebih akurat. Persoalannya, apakah hanya untuk tahu itu mesti nunggu 1000 lomba (biar akurat) – lagian apa mungkin ke tiganya bisa disatukan dalam arena yang sama terus2an ?

Ada ide jalan keluar yang diusulkan – nilai kepandaian dinyataken dengan angka, supaya gambarannya gampang. Juara I berhak dapat poin 10, juara II = 7, juara III= 5, masuk 10 besar = 1 (atau dengan besaran lainnya berdasarkan jumlah nilai penjurian, misalnya). Yang punya nilai kumulatip lebih tinggi otomatis lebih pinter. Kita sebut saja metode ini sebagai metode X . Ok, terjawab sudah

Kasus II :

Karena satu dan lain hal, ketiganya sulit dipertemukan dalam ajang yang sama. Atau kalau pun ketemu, cumak diantara dua individu saja, entah si A dan B, B dan C, A dan C. Ndak pernah bisa A, B, dan C bareng2. Ketiganya aktip lomba di tempat terpisah dan masing2 individu sering juara.

Metode X, bisa memecahkan masalah ukuran kepandaian. Cumak kaluk ada yang protes : ah … si A dapat juara karena lawan2nya ecek2, cobak kaluk ikut turnamenku kemarin – pasti 10 besar aja ndak masuk.

Harus ada cara etungan baru menjawab keluhan tsb. Harus ada rumusan baru. ELO rating mencoba melengkapi kelemahan metode X. Kepandaian (kekuatan), selain ditentukan dari ‘menang – kalah’, juga diukur dari ‘siapa yang dikalahken, siapa yang dimenangi’.

Rumus dasar ELO rating :  Rn = Ro + K (Wa – We)

Rn   =  rating baru (new)

Ro   =  rating lama sebelum berlomba (old)

K     =  nilai koefisien pembobotan

Wa  =  kenyataan hasil lomba (aktual)

We  =  seharusnya hasil lomba dari pemegang rating tertentu (ekspektasi)

Catatan : ELO rating pada dasarnya BEST GUESS kekuatan seseorang. Ini  adalah etungan statistik yang diturunken dari operasi  aljabar. Sementara ndak usah kita bahas dulu dari mana asal rumusan. Pokoke ‘tiada yang lebih misterius di dunia ini dibanding aljabar’. Jangan takut dulu, semua bisa di otomatisasi pakek komputer.

Waduh …… Karena sudah diampiri, sementara pamit dulu. Kita lanjutken lagi nanti dengan contoh kasus.

Ganggeng Kanyoet

Gongli memang me lik, apalagi disu@#ni, pasti  hauw ……. ho ho ho ho, Suki lewat …

REPOTTING & BENTANG AKAR

October 28, 2008 at 7:09 am | Posted in Artikel, Tips & Trick | 3 Comments
Tags: ,

REPOTTING & BENTANG AKAR
oleh Bpk. Hartono, Kediri

1. Lepas adenium dari pot lama, potong batang utama kurang lebih 10 cm diatas perbatasan caudex – batang utama. Pilih beberapa cabang dengan posisi bagus ( kalau ada ). Potong selebihnya.

2. Bersihkan akar dari media tanam yang lama. Uraikan akar yang saling membelit. Potong akar yang mengganggu penampilan maupun akar yang tidak bisa diuraikan supaya tidak menghambat pertumbuhan.

3. Cuci dengan air bekas luka sampai bersih dari getahnya. Obati dengan fungisida berbentuk pasta.
Biarkan sampai kering.

4. Isi pot dengan media tanam baru. ( pakai pot yang lebar minimalnya 30 cm ).
Letakkan adenium ditengah pot dengan ketinggian yang diinginkan, atur dan bentangkan akar mulai dari akar

5. Timbun akar yang sudah diatur dan dibentangkan, kemudian atur dan bentangkan lagi lapis selanjutnya. Timbun lagi dengan media tanam.

6. Lakukan sampai lapisan akar yang paling atas.

7. Bentangan akar dilihat dari atas.

8. Setelah selesai siram / semprot dengan air + bakterisida dengan dosis 2 gram / liter air sampai basah benar.
Ulangi penyiraman bakterisida dengan jarak 3 hari, lakukan sampai 5 kali siram, setelah itu tanaman bisa dianggap

9. Kualitas kesuburan media tanam dan pemupukan sangat menentukan sampai sejauh mana pembesaran adenium anda.
Dengan media tanam dan pemupukan yang bagus, 6 bulan kemudian dipastikan caudex membengkak 2 – 4 kali lipat dari ukuran

Prosedur repotting + bentang akar efektif untuk dilakukan pada semua jenis adenium yang akan dibesarkan. Tinggal menyesuaikan ukuran potnya, semakin lebar lebih bagus.
Untuk jenis arabicum lebih bagus menggunakan pot lebar dan ceper ( tidak dalam ).

Grand Prix Adenium dan ELO Rating

October 27, 2008 at 8:45 pm | Posted in Artikel, Kontes dan Pameran | Leave a comment
Tags: ,

Grand Prix Adenium dan ELO Rating

Saya pernah ‘ngrasani’ dengan Mr. Tomo tentang rencana Grandprix Adenium yang akan diselenggarakan Mr. Cecung dkk.. Pokok pembicaraan saat itu adalah bahwa bagaimana bila dalam lomba adenium, selain  pohonnya dapat penghargaan – juga SANG PEMILIK beroleh penghargaan ‘perawat’- penghargaan yang berkonotasi dengan kapasitas kepandaian, pengetahuan merawat adenium. Bahasa mudahnya, menunjukan level kepinteran beliaunya merawat adenium.

Kepada pemilik adenium pemenang lomba juga diberi NILAI. Dari nilai2 yang dikumpulkan disusun suatu RATING atau RANKING kepandaian relatip merawat adenium. Usulan saya saat itu, kita TIRU aja sistem ELO rating di permainan catur. Tentang ELO rating, silakan liat di  http://en.wikipedia.org/wiki/Elo_rating_system.

Tinggi rendah nilai rating seseorang setiap saat bisa berubah, tergantung tingkat pencapaian dia saat lomba (10 besar, juara 1, 2 atau 3), nilai rating dari lawan2 yang dikalahkan di lomba tersebut, dan level atau kelas lomba yang diikuti (tingkat RT, Kecamatan, Kabupaten, Nasional), etc, etc.

Benang Merah : makin sering ikut lomba, makin sering menang = nilai rating tinggi
Ada yang seneng catur ? Mungkin bisa nambahi tentang sistem ELO ini …
Apa manfaat RATING  ? Diantaranya adalah :

1. Bukti otentik kepinteran ngrawat adenium = Ada kebanggaan si pemilik = timbul rasa ingin meningkatken nilai rating = sering ikut lomba = lomba jadi rame = adenium gayeng lagi = gemah ripah loh jinawi.

2. Memberi gambaran relatip (yang mendekati) nilai kepinteran seseorang dan tingkat pencapaian prestasi di adenium. Misal, individu bernilai rating  2000 -2199 diberi gelar Expert IAC, nilai 2200 – 2399 bergelar Master IAC, nilai 2400 – 2499 bergelar Grand Master IAC, dan 2500 ke atas layak menyandang gelar SUPER Grand Master IAC.

3. Menambah gengsi lomba. Lomba dengan nilai rata2 rating peserta > 2300 adalah top2nya lomba. Nilai lomba 2200 – 2300 adalah lomba nasional, Nilai 2000 – 2200 adalah lomba lokal, Nilai di bawah 2000 adalah ajang pemula, etc, etc, etc. Disinilah nanti keliatan keseriusan panitia lomba untuk menarik minat peserta ber-rating tinggi agar nilai lomba terangkat. Individu berrating tinggipun bisa ‘mbagusi’, akau gelem teko kaluk tanamanku di angkutken ke sana. Individu rating rendah pun tertarik ke lomba berlevel tinggi karena dapat memperoleh kenaikan nilai ratingnya dengan melompat (kaluk bisa ngalahken si Master, atau GM yang ada di sana).

Maaf ada tamu, nanti dilanjut ……….

Ganggeng Kanyoet

Catatan : modifikasi ELO juga dipakai di FIFA, game2 komputer, etc, etec

Daya Tumbuh Biji Adenium

October 27, 2008 at 8:38 pm | Posted in Artikel | Leave a comment
Tags: ,

Daya Tumbuh Biji

Secara umum biji matang mempunyai daya tumbuh yang paling bagus pada 3 bulan pertama setelah panen.
Bila hanya dibiarkan diudara terbuka, terlalu panas, lembab, dsb akan cepat rusak / jamuran dan menurun daya kecambahnya secara bertahap.

Menurut pengalaman saya pribadi, besar ukuran biji juga mempengaruhi lamanya daya simpan. Semakin besar ukuran biji adenium lebih awet dan lebih besar persentase daya tumbuhnya daripada biji yang berukuran kecil.
Dengan penyimpanan yang bagus biji adenium bisa bertahan 2 tahun dengan daya tumbuh masih berkisar 70-80 % ( biji arabicum / pengalaman pribadi ).
Bagaimanapun memang lebih aman membeli biji yang fresh ( baru panen ).
Saya sendiri akan membagikan kepetani dengan sistem bagi hasil atau saya semai sendiri bila 3 bulan setelah impor biji belum bisa menjual habis untuk keamanan dan kepuasan konsumen.

Yang terakhir kembali kepada kejujuran masing2 penjual untuk menjelaskan secara benar segala sesuatu barang dagangannya.
Banyak juga eksportir Thailand yang mengelabuhi kita2 pembeli dari Indonesia.

Hartono

Kelas Kontes

October 23, 2008 at 8:29 am | Posted in Artikel | Leave a comment

Kelas Kontes

Bagi rekan2 yang belum mengetahui kelas2 kontes yang sering dilombakan, terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah bisa melihat daftar dibawah ini.
Perlu diketahui bahwa daftar yang saya tulis bukan merupakan karangan / buatan saya, tetapi merupakan data sebenarnya yang berlaku dilapangan saat ini.
Ada beberapa aliran lain ( sistem tahapan ) tidak saya sebutkan, karena saya tidak menguasai dan masih banyak ditolak oleh rata2 peserta kontes pada saat ini.
 
1. PROSPEK  ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium
2. TOTAL PERFORMANCE ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium )
3. ARABICUM NON RCN ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium )
4. ARABICUM RCN ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium )
5. THAISOCOTRANUM ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium )
6. UNIK ALAMI ( All size )
7. UNIK KREASI ( All size )
8. SOMALENSE ( Dibagi sub kelas berdasarkan ukuran adenium ) Saat ini masih All size karena masih           terbatasnya peserta.
 
Setiap kelas kontes masih dibagi menjadi Sub kelas berdasarkan ukuran tinggi / bentang pohon.
Idealnya dari setiap kelas dibagi menjadi 4 sub kelas berdasarkan ukuran, yaitu :
A. Ukuran 1 – 29 cm
B. Ukuran 30 – 59 cm
C. Ukuran 60 – 89 cm
D. Ukuran 90 cm keatas
 
Tetapi pembagian ini belum terlaksana secara keseluruhan disetiap arena kontes, sehingga tergantung kesiapan panitia dan jumlah peserta yang diperkirakan hadir.
Kadang bisa diubah menjadi 2 – 3 klas maupun All size pada kontes2 kecil.
Jika dibagi menjadi 3 sub kelas sbb :
A. Ukuran 1 – 29 cm
B. Ukuran 30 – 59 cm
C. Ukuran 60 cm keatas
 
Sedangkan dengan pembagian sub kelas adalah sbb :
A. Ukuran 0 – 44 cm atau 0 – 59 cm
B. Ukuran 45 cm keatas atau 60 cm keatas
 
Belum ada aturan baku yang mengharuskan pembagian semacam ini, semua berdasarkan kesiapan panitia penyelenggara kontes masing2.
 
Semoga penjelasan ini bisa menambah pengetahuan aturan kontes yang banyak dipakai di Jatim – Jateng.
 
Salam
 
Hartono

CIRI-CIRI GOLDEN CROWN

October 20, 2008 at 11:16 pm | Posted in Artikel | Leave a comment
Tags: ,

CIRI2 GOLDEN CROWN
Bpk. Hartono

Mari kita perhatikan ciri2 Golden Crown yang mengadopsi versi Siam Adenium ( sebagai  sole agent untuk Indonesia ) :
 
– Secara alamiah cabang2nya akan paralel dengan tanah ( horisontal ).
– Ruas2 pada cabangnya terlihat sangat rapat mulai dari bawah sampai ujung cabangnya.
– Memiliki stem utama di tengah sebagai ciri khusus thaisocotanum ini.
– Bentuk daun seperti melipat kedalam, daun muda berwarna hijau tua, tetapi daun yang sudah dewasa akan berwarna hijau bersemu putih ( olive green ).
– Bunga GC mirip dengan Diamond Crown, tetapi warna pinknya paling tua dibanding yang lain.
  ( Dalam hal bunga KHZ sangat mirip dg GC ).
– Warna batang – cabang – ranting cenderung ke coklat tua.
 
Dengan perawatan yang intensif GC akan mulai kelihatan karakternya pada umur 5-6 bulan, dan akan semakin nampak berbeda dengan TS lain ketika berumur 1 tahun keatas. Dibandingkan jenis TS yang lain, GC paling cepat membentuk anak cabang, sehingga setelah dewasa akan terlihat percabangannya yang kompak, teratur, dan paralel dengan tanah secara alami.
Tracking hanya dilakukan untuk memperindah / membenahi letak cabang yang melenceng / tidak pada tempatnya.
Tanaman dewasa dari GC akan sangat berbeda dengan jenis TS yang lain.
Kesulitan yang timbul adalah membedakan seedling ukuran kecil – medium GC dengan KHZ dan DC, problem ini ditambah dengan langkanya GC dipasaran untuk dibandingkan dengan yang lain.
 
Dengan diskusi2 semacam ini saya berharap kita bisa menyimpulkan ciri2 dan batasan GC yang benar dan bisa kita sepakati bersama, sehingga kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh orang Thailand ataupun penjual2 yang hanya mencari keuntungan besar tanpa mempedulikan kekecewaan pembelinya.
 
Salam kompak
 
Hartono

THAISOCOTRANUM GOLDEN CROWN

October 20, 2008 at 11:14 pm | Posted in Artikel | Leave a comment
Tags:

THAISOCOTRANUM GOLDEN CROWN
Bpk. Hartono

Ditengah melemahnya frekuensi kontes adenium di Indonesia, hal sebaliknya justru melanda Thailand. Saat ini mereka sedang tergila-gila mengadakan kontes adenium skala lokal sampai nasional.

Diantara berbagai jenis adenium yang ada, Thaisocotranum menjadi buruan utama penggemar adenium disana, dan Golden Crown merupakan primadona karena kelangkaan dan keindahan karakternya.

Banyak perdebatan mengenai Golden Crown ( GC ) di Indonesia, setiap importir mengklaim GC mereka asli, ada yang memang beritikad memalsukan maupun mereka sendiri menjadi korban dari eksportir Thailand yang memanfaatkan kepopuleran GC dan minimnya pengetahuan importir maupun penggemar adenium di Indonesia.

Ada baiknya dimengerti bahwa orang Thailand sendiripun mempunyai 2 pendapat berbeda mengenai GC.  Beberapa nursery besar di Thailand menganggap Thaisocotranum jenis Kao Hin Zon adalah cikal bakal GC.

Melalui wawancara yang dilakukan via email, salah satu nurseri berpendapat hasil semaian biji dari mother plant Kao Hin Zon akan menghasilkan 2 karakter keturunan yang berbeda.

Bila pertumbuhan cabang mengarah 45 derajat keturunan akan disebut menjadi Diamond Crown, sedangkan yang cabangnya mempunyai kecenderungan tumbuh horisontal tetap disebut Kao Hin Zon ( Golden Crown ).

Hal ini jelas ditentang keras oleh kelompok lain yang mengklaim memiliki mother plant Golden Crown yang diyakini BERBEDA dengan Kao Hin Zon. Untuk membedakan produk GC mereka dengan nursery lain, setiap seedling yang dikeluarkan akan mendapatkan sertifikat dan nomer registrasi yang merupakan bukti GC yang dikeluarkan dijamin asli dan benar-benar keturunan langsung dari mother plant GC.

Permintaan yang melimpah tidak sepadan dengan seedling yang mampu dilempar kepasar membuat nurseri tersebut memberlakukan pembatasan maksimal 2 seedling untuk satu pembeli.

Dalam waktu tiga bulan, mereka hanya mampu melempar sekitar 100 – 300 seedling GC ke pasar, tidak mengherankan bila harga GC berlipat-lipat ditangan kedua dan selanjutnya.

GC berumur 1 tahun dengan diameter batang 2,5 – 5cm, bentang caudex 15 cm bernilai setara 3,5 juta rupiah. GC berumur 1,5 tahun dengan diameter batang 5 – 10 cm, bentang caudex 20 cm dihargai 5 – 7 juta rupiah.

GC contest form ukuran besar bandrol harga mencapai angka 100 juta rupiah.

GC yang mendapatkan gelar juara di kontes akan menjadi incaran kolektor besar, otomatis harga bisa berlipat tanpa ada patokan harga resmi.

Di pasar Indonesia juga beredar 2 macam harga GC, ada yang menjual satu seedling kecil ( diameter 3 – 5 cm ) dengan kisaran harga 400 – 750 ribu, sedangkan penjual yang lain mematok harga jutaan rupiah dengan ukuran yang sama.

Manakah harga GC yang benar? Sulit dicari jawabannya, karena setiap pihak mempunyai argumentasi masing-masing. Sebagai calon pembeli sebaiknya benar-benar menimbang dan mempelajari dulu sebelum menyesal dikemudian hari.

Tulisan ini dibuat untuk bahan diskusi dan mengajak calon pembeli lebih berhati-hati tanpa ada maksud mendiskreditkan pihak manapun.

 

Hartono

Next Page »

Blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.